Bung Karno

Bung Karno
Bapak Marhaenis

DINAMIKA MANUSIA

BAB. I

PENDAHULUAN

Sejak awal sebenarnya manusia di takdirkan untuk menjadi makhluk yang dinamis. Betapa tidak, mereka harus melewati fase-fase pembentukan yang cukup rumit dalam rahim ibu. Mereka mampu bertahan. Setelah lahir mereka mengalami masa-masa pertumbuhan yang cepat. Dinamisasi mereka sangat tampak pada setiap jengkal waktu. Setiap tahun berganti sepanjang itu pula dinamika pertumbuhan berjalan.

Namun, mengapa pada satu titik tertentu mereka berhenti dari pergelutan arus dinamika diri? Pikiran dan jiwanya berhenti berkembang. Kemalasan dan kenyamanan lebih menguasai ketimbang semangat dan ambisi. Tubuh mereka terus berdinamika berubah menjadi tua tetapi pikiran dan jiwa mereka tetap kanak-kanak.

Oleh karena itu, ada yang mengibaratkan karakter dinamis manusia seperti bibit pohon yang harus terus di pelihara. Ia harus terus di pupuk agar berkembang pesat. Suatu ketika dalam kehidupannya, manusia akan merasakan begitu pesat dinamika pikiran dan jiwa mereka sampai jasad lelah untuk mengikutinya. Bila jiwa itu besar, raga akan lelah mengikuti kehendaknya.

BAB. II

PERMASALAHAN

kita tidak bias lagi memungkiri bawasanya dinamika/ perubahan yang dialami manusia adalah bersifat abadi, dan akan terus mengalami perebahan. Sehingga dalam makalah ini kita mencoba membahas

1. Apa yang dimaksud dengan dinamika ?

2. Seperti apa karakter manusia yang dinamis ?

BAB. III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dinamika

Dinamika merupakan perubahan, jadi dinamika manusia dapat kita artikan perubahan yang dialami oleh manusia sejak manusia itu masih dalam kandungan sampai dilahirkan hingga akhir hayatnya selalu bersifat dinamis. Maka dengan itulah dinamika manusia bersifat ABADI. baik itu fisik, perilaku, maupun budaya manusia. Metamorfosis dari asal kata methamorphoo (artinya: "saya berubah") adalah akar dari kata 'change' atau 'perubahan' atau 'pembaharuan'. Pengertian awal 'methamorphoo' merujuk pada perubahan sikap dan mental seseorang sesuai dengan kesinambungan perkembangannya secara fisik maupun intelek ke arah pembaharuan hidup setiap hari guna mencapai eksistensi yang sempurna menurut naturnya sebagai manusia. Pada prinsipnya, perubahan sikap dan mental seseorang berbanding lurus dengan waktu dan pengalaman inteleknya.

Dalam Biologi, istilah ini di gunakan untuk menjelaskan perkembangan pada kupu-kupu dengan siklusnya yang unik, yakni dari telur -> larva -> ulat -> kepompong -> kupu-kupu dewasa. Dalam kasus ini, pengertian metamorfosis secara sederhana adalah perubahan dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang kompleks dan sempurna.

Metamorfosis, atau perubahan merujuk kepada banyak aspek, baik realitas maupun abstrak. Perubahan itu dinamis; ia adalah historis, presentatif dan futuristik. Karakteristiknya adalah misterius, ada 'change maker(s)nya', berkesinambungan, dibenci, terdiri atas sisi keras dan sisi lembut, memerlukan pengorbanan, banyak mitos yang mewarnainya, menimbulkan ekspektasi tetapi juga ketakutan dan kepanikan.

Kehidupan yang dinamis selalu mengusung perubahan. Perubahan dekat dengan adaptasi. Beradaptasi berarti menunjukkan eksistensi dalam realitas. Berubah berarti beradaptasi tanpa kehilangan identitas. Bukan yang kuat yang bertahan, tetapi yang adaptif. Perubahan adalah bukti kehidupan. Manusia yang hidup akan selalu berubah; perubahan memberikan harapan. Kelangsungan hidup mustahil tanpa perubahan, dan mereka yang tidak dapat mengubah pikiran mereka tidak dapat mengubah sesuatu; perubahan biasanya membawa pembaharuan. Segala sesuatu harus berubah untuk sesuatu yang baru, untuk sesuatu yang menantang.

Perbedaan gaya berpikir sangat mempengaruhi sikap seseorang terhadap perubahan. Umumnya ada dua sikap yang akan muncul, yaitu reaktif dan kreatif. Sikap yang reaktif cenderung menolak perubahan, tersinggung, curiga, berpikir sempit, iri, dengki, cemburu dan sebab-akibat. Sedangkan sikap yang kreatif cenderung mendorong perubahan, obyektif, berpikir positif, wawasan luas, penuh ide cemerlang, idealis, motivasi tinggi, energetik, intelektual dan berorientasi "saya dapat".

Tidak seperti kupu-kupu, manusia enggan untuk berubah. Keengganan untuk berubah menurut John Maxwell, karena: Perubahan bukan datang dari diri orang tersebut, mengganggu rutinitas, takut sesuatu yang baru, tujuan yang tidak jelas, takut gagal, menunut pengorbanan yang besar, sudah puas dengan kondisi sekarang, pikiran-pikiran negatif, pemimpin yang tidak berintegritas, kecemasan seorang atasan, perubahan berarti kehilangan, perubahan menuntut tambahan komitmen, berpikir sempit dan terperangkap dalam tradisi.

Jika tidak berubah, maka akan diubah. Perubahan itu hukum universal dan berubah itu pasti! Enam strategi dalam berubah:

1. Tata kembali "belief" tentang komitmen.
2. Buatlah "value" yang jelas mengenai dunia.
3. Jangan mengabaikan strategi.
4. Bereksplorasi.
5. Bermimpi besar.
6. Sadarlah bahwa setiap awal pasti sulit.
7. Berorientasi pada bisnis, dengan karakteristik: konsisten, kredibel, komunikasi, pelatihan, kompetisi, bersihkan, dan bonus.


Jika perubahan adalah dinamisasi kehidupan, kemanakah arah perubahan itu? Sebelum menjadi korban perubahan, sebaiknya fokuskan arah perubahan itu ke dalam tiga orientasi berikut:

1. Ke arah yang benar.
2. Ke arah yang berguna.
3. Ke arah yang sempurna.


Tiga fokus ini hanya dapat dilakukan dengan disiplin; tiga pilar pembentuknya, yaitu:

1. Manusia yang diseleksi.
2. Strategi yang diimplementasikan dengan benar.
3. Budaya disiplin.

B. Karakter Manusia Yang Dinamis

Ada beberapa karakter manusia dinamis yang mungkin bisa di pelihara dalam diri kita :

1. Selalu berusaha igin tahu

Seseorang yang dinamis selalu ingin megetahui letak sebuah persoalan mengapa demikian? Ia berusaha ingin tahu seluk beluk segala macam apa saja. Meski ia ahli di satu bidang tertentu. Ia menghimpun berbagai fakta seperti juga orang-orang menghimpun perangko atau kalori di tubuhnya. Ia tidak merasa dirinya berkecukupan soal pengetahuan. Ia ingin belajar tentang segala bidang yang baru. Meski ia memiliki minat besar pada bidang tertentu. Ia sangat senang mempelajari suatu keterampilan baru. Bertemu, berkenalan dengan orang-orang baru. Setidaknya ia ingin melakukan semua hal meski hanya sekali. Namun ia akan BERHENTI pada saat ia merasa bahwa gerakannya itu sudah terlampau jauh menjangkau hidaupnya. Apalagi saat semuanya terlalu mengikat perhatian dan geraknya. Ia akan berhenti sebentar untuk menengok matahari terbenam di pinggir pantai, melihat gumpalan awan yang indah sambil terbaring di padang rumput luas atau membaca sebuah novel klasik di pinggir danau sambil menikmati secangkir coklat panas. Seorang yang dinamis kadang menemui seorang teman lama yang jarang ditemuinya unntuk bersilaturahmi. Namun semuanya ini hanya sekedar untuk mengisi tenaga baterai dinamisnya saja. Ia menolak sama sekali untuk mandeg. Seorang yang dinamis, dalam karakternya yang selalu ingin tahu, MENDENGAR perkataan orang-orang yang lebih pintar, bijaksana, dan lebih tua pengalamannya dari dirinya sendiri. Sehingga ia bisa menarik pelajaran dari mereka. Ia juga mendengar ucapan orang yang suka berkhayal, pedagang ulung, orang uang pemarah, orang yang merasa kesepian dan sebagainya. Ia mendengarkan ucapan kerabat-kerabatnya, sahabat, dan orang-orang disekitarnya. Sebab seperti filosofi, Mereka juga punya kisah sendiri yang dikemukakan.

2. Bersikap Independen

Seseorang yang dinamis bersifat independen. Namun bukanlah seorang yang bertindak ngawur atau tidak masuk akal. Ia menghormati buah pikiran orang lain. Tetapi ia menjalankan tugasnya tanpa bergantung dengan orang lain. Ia menyadari jika ia terlampau menggantungkan nasibnya pada orang lain, maka hanya sedikit yang bisa ia capai dalam hidup ini.

3. Memiliki Daya Cipta Yang Kuat

Seseorang yang dinamis biasanya terangsang apabila berhadapan dengan sesuatu yang baru. Ia sangat antusias terhadap segala sesuatu yang baru dan ingin ia dekati . Ia tidak mau menolak sebuah gagasan begitu saja. Ia bersedia merasakan, memikirkan dan menjalani gagasan itu jika dirasakan tepat dan berguna. Dalam hal-hal yang penting seringkali, ia menelurkan ide-ide yang luar biasa dan sesuai kebutuhan orang banyak. Bahkan ia bisa mananggulangi berbagai permasalahan yang mengintarinya dengan pembiayaan hemat dan metode yang praktis.

4. Mendahulukan Yang Lebih Penting

Seseorang yang dinamis menyadari bahwa ia tidak bisa menjalankan seluruh pekerjaan secara serentak bersama-sama. Oleh sebab itu ia menyusun rencana bagi dirinya sendiri dengan memberikan prioritas pada hal-hal yang lebih urgen dan penting terlebih dahulu. Ia tidak boleh dikalahkan oleh waktu. Akan tetapi waktu itu justru harus ia taklukkan demi kepentingan pekerjaannya. Mungkin ini sebabnya, manusia dinamis sangat menghargai waktu dan bisa memanfaatkan waktu.

5. Dedikasi Yang Besar

Seseorang yang dinamis menyukai dan menekuni pekerjaannya dengan sungguh-sungguh. Ia menyenangi seluruh bidang kehidupannya. Ia menyukai lingkungan tempatnya berada. Ia selalu bersungguh-sungguh menggunakan sejumlah besar waktu, tenaga dan sumber perlengkapan lain untuk memberikan yang terbaik pada tugasnya. Seorang yang dinamis selalu berusaha menjadi yang terbaik di bidangnya.

6. Tahan Uji

Seseorang yang dinamis tidak akan menyerah sebelum kemampuannya berakhir. Ia akan terus berupaya dan berusaha sekuat tenaga mencapai cita-citanya. Meski ia harus berhadapan dengan tembok besar tantangan dan hambatan. Ia mampu merobohkan tembok besar itu. Dalam perjalanannya pasti ia akan menemui cemoohan orang-orang yang iri kepadanya. Tetapi ia menanggapi dengan tenang dan tidak putus asa.

BAB. IV

KESIMPULAN

Salah satu ciri khas manusia dinamis adalah ia selalu menampakkan perubahan dan pergerakan secara berproses, berkesinambungan, dan pasti. Jika tidak lahir suatu perubahan dan pergerakkan dari, oleh, atau atas perlakuannya, maka hampir dapat dipastikan, ia hanya selayaknya manusia yang hidup, akan tetapi tidak bisa dibilang dinamis. Sebab untuk dikatakan dinamis mutlak memerlukan suatu energi, bahkan gabungan sekian energi untuk mencipta suatu bentuk perwajahan yang baru dari setiap apa yang telah ada sejak awal. Dari sini, dapat kita tarik cetak biru, bahwa hakekat dinamika senantiasa menghadirkan kesiapan manusia untuk melakukan terobosan-terobosan baru dengan menciptakan iklim kreatifitas yang tak terbatas bagi para pelaku perubahan tersebut.